Senin, 16 Mei 2011

PELUANG INVESTASI dari KACAMATA MAKRO EKONOMI di BLORA




Pertanian.
Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Blora adalah petani, utamanya pertanian tanaman pangan. Hal ini menjadikan Kabupaten Blora sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Padi sawah merupakan komoditas unggulan tanaman pangan di Kabupaten Blora. Di tahun 2005 produksi padi sekitar 291 ribu ton, turun 21,81 persen dibanding tahun sebelumnya. Produktifitas padi di Kecamatan Kradenan tertinggi di antara Kecamatan lain, sebesar 51,93 kuintal/hektar. Ini menjadikan Kecamatan tersebut sebagai salah satu penyangga beras di Kabupaten Blora. Untuk tanaman palawija, produksi jagung dan kedelai justru mengalami kenaikan sebesar 69,62 persen dan 14 persen. Hal ini diakibatkan adanya luas panen jagung yang cukup mencolok yakni dari 44.998 hektar menjadi 62.666 hektar. Produksi buah andalan Kabupaten Blora seperti jeruk, mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni 44,81 persen, sedangkan untuk beberapa jenis sayuran mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu besar.







Perkebunan.

Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Blora hanya perkebunan rakyat. Luas dan produksi tidak terlalu banyak. Tidak ada perkebunan besar yang dikelola negara atau swasta berbadan hukum di Kabupaten ini. Produksi tanaman yang menonjol adalah kelapa dan kapuk, dimana produksi kelapa mencapai 4.284, 610 ton, sedangkan kapuk sebesar 227,229 ton.
 Komoditas tembakau produksi dalam bentuk kering, sedangkan tanaman obat seperti lempuyang, kunci sayur, kunci pepet, tanaman temu giring sebagian besar merupakan hasil hutan.

Peternakan

Satu lagi yang menjadi andalan utama penduduk Kabupaten Blora selain padi dan palawija adalah usaha ternak. Kabupsten Blora merupakan kabupaten dengan jumlah ternak besar terbanyak di Propinsi Jawa Tengah, utamanya ternak sapi potong. Dalam beberapa kesempatan sering mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti lomba ternak baik untuk popukasi, kualitas ternak maupun kekimpakan kelompok peternak di tingkat nasional. Pada akhir tahun 2007 populasi sapi potong mencapai 215.587 ekor, kambing 96.250 ribu ekor, dan domba 16.881 ekor. Dalam tingkat propinsi, Blora merupakan Kabupaten dengan jumlah ternak terbanyak terutama sapi potong. Ternak lain yang mempunyai populasi cukup banyak adalah ayam kampung sebanyak 1,177.635 ekor.

Perikanan

Subsektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan darat yang terdiri dari usaha budidaya sawah, kolam dan perairan umum (sungai, waduk dan cekdam). Produksi perikanan yang ada didominasi oleh perikanan umum sebesar 251 ribu ton berasal dari sungai. 



Kehutanan

Sebanyak 49,66 persen luas wilayah Kabupaten Blora digunakan sebagai hutan negara, terbagi dalam tiga kesatuan administrasi yaitu KPH Randublatung, KPH Cepu dan KPH Blora. Salah satu komoditi hasil hutan adalah kayu jati, dimana produksi terbesar dari KPH Cepu sebanyak 43.999,385 meter kubik. Tahun 2005 total produksi kayu jati bundar sebanyak 92.803,78 meter kubik.


Pertambangan


Pasir Kuarsa

Daerah yang berpotensi : 1. Kecamatan Todanan di desa Candi, dusun Candi Wulung, luas sebarannya diperkirakan 200 Ha, dengan ketebalan rata-rata 5 meter, cadangan tereka 10.000.000 m3 dan tonasenya 21.440.000 ton 2. Kecamatan Japah di desa Gaplokan, Dusun Genengan, luas sebarannya 160 Ha, dengan ketebalan rata-rata 3 meter, cadangan tereka 4.800.000 m3 dan tonasenya 10.291.200 ton. 3. Kecamatan Tunjungan di Desa Sitirejo Dusun Kulur, luas sebarannya 160 Ha, dengan ketebalan rata-rata 3 meter, cadangan tereka 4.800.000 m3 dan tonasenya 10.291.000 ton. 4. Kecamatan Bogorejo di Desa Jurangjero, luasa sebarannya 285 Ha, dengan ketebalan rata-rata 25 meter, cadangan tereka 71.250.000 m3, dan tonasenya 127.110.000 ton. Di Desa Gandu luas sebaran 10 Ha dengan ketebalan rata-rata 15 m. cadangan tereka 10500.000 m3 dan tonasenya 2.676.000 ton. 5. Kecamatan Jepon di Desa Waru, Dusun Sumberan, luas sebaran 110 Ha, ketebalan rata-rata 25 m dengan cadangan tereka 27.500.000 m3 dan tonasenya 49.060.000 ton.





Gypsum

Daerah yang berpotensi : 1. Kecamatan Jati, Desa Pengkoljagung, luas sebaran 90 Ha, cadangan tereka 1380240 m3 dan tonasenya 13.560 ton. 2. Kecamatan Randublatung, Desa Tanggel, Dusun Kedungkidung, luas sebaran 85 Ha, cadangan tereka 68.000 m3 dan tonasnya 130.560 ton. 3. Kecamatan Kradenan, Desa Kutukan, Dusun Kutukan, luas sebaran 175 Ha, Cadangan tereka 140.000 m3 dan tonasenya 268.800 ton 4. Kecamatan Bogorejo, Desa Jurangjero, Dusun Johor dan Lodan wetan. Luas sebaran 10 Ha, cadangan tereka 8.000 m3, tonasenya 15.360 ton. 5. Kecamatan Cepu, luas sebaran 75 Ha, cadangan tereka 60.000 m3, tonasenya 115.200 ton





Phospat

Daerah yang berpotensi : Kecamatan Todanan Desa Tinapan, luas sebaran 50 Ha, ketebalan rata-rata 10 m, cadangan volume 3.750.000 m3 dan faktor koreksi 20 %, tonasenya 7.500.000 ton

Kalsit

Daerah yang berpotensi : Kecamatan Todanan di Desa Sonokulon, luas sebarannya 25 Ha, dengan ketebalan 0,5 m, cadangan tereka 125.000 m3, tonasenya 260.000 ton.

Ball Clay

Daerah yang berpotensi : 1. Kecamatan Todanan, Desa Candi, luas sebaran 50 Ha ketebalan rata-rata 4 m, faktor koreksi 20 %, cadangan tereka 2.000.000 m3, tonasenya 3.536.000 ton 2. Kecamatan Tunjungan, Desa Sitirejo Dusun Kulur, luas sebarannya 40 Ha, ketebalan rata-rata 5 m, cadangan tereka 2.000.000 m3, tonasenya 3.536.000 ton. 3. Kecamatan Bogorejo, Desa Gandu, Dusun Blimbing, luas sebarannya 55 Ha, ketebalan rata-rata 20 m, cadangan tereka 11.000.000 m3, tonasenya 8.800.000 ton, sedangkan di Desa Jurangjero sebarannya mencapai 80 Ha dengan ketebalan rata-rata 30 m, cadangan tereka 24.000.000 m3 dan tonasenya 42.432.000 ton.

Batu Bara

Daerah yang berpotensi : Desa Jurangjero Kecamatan Bogorejo yang mencapai 10 Ha dengan ketebalan 0.3 m, cadangan tereka 300.000 m3, tonasenya 38.720 ton

Batu Gamping

Daerah yang berpotensi 1. Kecamatan Randublatung, Desa Tlogowungu dan Desa Ngliron, luas sebarannya 70 Ha, ketebalan 7 m, cadangan tereka 30.500.000 m3, tonasenya 52.460.000 ton. 2.Kecamatan Kradenan , Desa Megeri dan Desa Mendenrejo, luas sebaran 400 Ha, ketebalan rata-rata 20 m, cadangan tereka 42.500.000 m3, tonasenya 97.612.500 ton. 3. Kecamatan Sambong, Desa Giyanti dan Desa Tumengeng, luas sebaran 615 Ha, ketebalan 1 m, cadangan tereka 6.150.000 m3, tonasenya 10.578.000 ton 4. Kecamatan Todanan, meliputi Desa Bicak, Wukirsari sebarannya mencapai 1.095 Ha, cadangan tereka 137.500.000 m3, tonasenya 253.000.000 ton. Untuk Desa Candi, Karanganyar, Bedingin dan Kembang luas sebarannya 1.825 Ha , dengan ketebalan 9,3 m, cadangan tereka 164.500.000 m3, tonasenya 214.730.000 ton. Sedangkan untuk Desa Cokrowati luas sebaran 110 Ha dengan ketebalan 7 m, cadangan tereka 7.700.000 m3, tonasenya 13.244.000 ton. Di Desa Tinapan luas sebaran 545 Ha, ketebalan 8 m, cadangan tereka 43.600.000 m3, tonasenya 80.224.000 ton. Di Desa Sonokulon sebarannya mencapai 305 Ha dengan ketebalan 3 m, cadangan tereka 9.150.000 m3, tonasenya 16.836.000 ton. 5. Kecamatan Japah, Desa Gaplokan dan Ngiono, luas sebarannya 975 Ha dengan ketebalan rata-rata 10 m, cadangan tereka 48.750.000 m3, tonasenya 138.274.000 ton 6. Kecamatan Tunjungan, Desa Kedungrejo dan Nglangitan, luas sebaran 1.035 Ha dengan ketebalan 13 m, cadangan tereka 62.100.000 m3, tonasenya 106.812.000 ton 7.Kecamatan Bogorejo, Desa Jurangjero, luas sebaran 360 Ha, cadangan tereka 98.000.000 m3, tonasenya 181.280.000 ton 8. Kecamatan Jepon, Desa Banyubanger, Waru, Soko, dan Nglorogung, luas sebarannya 790 Ha , cadangan tereka 157.500.000 ton 9. Kecamatan Jiken, Desa Nglobo, luas sebaran 325 Ha, cadangan tereka 3.250.000 m3, tonasenya 5.590.000 ton


SIRTU

Daerah yang berpotensi : 1. Kecamatan Kradenan, Desa Menden ( dusun Jiger ) panjang sungai yang potensi sirtu cadangan tereka 80.000 m3, tonasenya 160.000 ton. 2. Kecamatan Cepu, Desa Ballun, Kapuan, Jumbung, Ketuan, Panolan dan Getas, cadangan tereka 180.000 m3 dan tonasenya 360.000 ton. 3. Kecamatan Ngawen, Desa Bogowanti, cadangan tereka 5.000 m3 tonasenya 18.750 ton

Batu Pasir

Daerah yang berpotensi : 1. Kecamatan Todanan, meliputi Desa Ledokdan sekitarnya, luas sebaran 600 Ha dengan ketebalan 2 m, cadangan tereka 12.000.000 m3 dan tonasenya 21.792.000 ton. 2. Kecamatan Tunjungan, Desa Kedungrejo, luas sebaran 250 Ha dengan ketebalan 2 m, cadangan tereka 5.000.000 ton, dengan tonase 9.080.000 ton. 3. Kecamatan Japah, Desa Ngiono, Gaplokan, Kalinanas, luas sebaran 350 Ha dengan ketebalan 2 m, cadanga tereka 7.000.000 m3 dan tonasenya 12.712.000 ton

Batu Marmer

Daerah yg berpotensi Desa Jurangjero dan Desa Karang Kecamatan Bogorejo.




MINYAK BUMI

Berdasarkan konsesi tambang-tambang minyak yang pernah ada di Kabupaten Blora dan data-data pengeboran yang dilakukan kondisi jebakan minyak dan gas bumi yang ada di Kabupaten Blora dapat diperkirakan sebagai berikut:

a. Konsesi tambang minyak Panolan (Cepu).
Andrian Stoop, penemu pertama minyak bumi di Cepu melakukan pengeboran pertamanya di Desa Ledok, serta menyimpulkan bahwa di Panolan (Cepu) terdapat Iadang minyak yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang besar. Yang termasuk Iapangan Ledok adalah area Getur dan Nglebur jebakan-jebakan minyak di areal Getur dijumpai pada kedalaman � 94 m dan keda!aman antara 239 s/d 245 m. Tahun 1985 dibor sebanyak 252 surnur dengan kedalaman sumur rata-rata antara 90 � 1350 m. Sumur yang menghasilkan sebanyak 207 buah sumur, yang tidak menghasilkan 45 buah sumur. Banyaknya Iapisan yang menghasilkan sebanyak 16 lapisan.

b. Konsesi tambang minyak Jepon.

Pada konsesi ini dilakukan pengeboran yang pertama di lapangan Semanggi (1986) dengan luas produktif area panjang 2,5 km, tebal 0,5 m. Lokasi ketinggian daerah Semanggi + 215 m. Jumlah sumur yang dibor 86 buah sumur, yang produktif menghasilkan minyak 66 buah sumur dan tidak menghasilkan 20 buah sumur, kedalam sumur antara 100 � 1.270 m. Banyaknya Iapisan yang menghasilkan sebanyak 6 Iapisan.

c. Konsesi tambang minyak Nglobo.

Terletak pada ketinggian + 90 m diatas permukaan laut dengan luar produksi area panjang 1,5 km x 0,5 km. Tahun pengeborannya 1909 dengan kedalaman sumur rata-rata 400 �1.200 m, jumlah sumur yang dibor 47 buah sumur yang menghasilkan 38 buah sumur, tidak menghasilkan 9 buah sumur. Banyaknya Iapisan yang menghasilkan sebanyak 9 Iapisan. Hingga sekarang masih dilakukan eksploitasi oleh OEP III Pertamina Cepu.

d. Konsesi tambang minyak Banyubang.

Jumlah sumur di Banyubang ada 33 buah, 14 sumur tidak aktif dan 19 buah surnur aktif. Di Iapangan konsesi Banyubang mempunyai 4 lapisan produktif. Lapisan 1 kedalam 250 m dengan jumlah sumur sebanyak 11 sumur, Iapisan ke 2 terletak pada kedalaman 260 m dengan jumlah sumur sebanyak 8 buah sumur, Iapisan ke 3 sebanyak 1 buah sumur, lapisan 4 dengan kedalaman 310 m. Pada salah satu sumur dengan kedalaman 677 m diketemukan gas bertekanan 36 atm. Di Plantungan 66 sumur, yang menghasilkan 2 buah sumur, 64 sumur tidak aktif.

e. Konsesi tambang minyak Trembes.
Di konsesi Trembes ini terdapat 2 Iokasi Iapangan yaitu
1)      Lapangan Trembes

Di lapangan Trembes telah dilakukan pengeboran sebanyak 6 buah sumur, dengan kedalaman sumur 625 m, lapisan 1 kedalaman 106 m lapisan 2 dengan kedalaman 352 m, Iapisan 3 dengan kedalaman 1591 m. Jenis minyaknya parafinis dengan BJ 0,83 pada temperatur 30�C.
2) Lapangan Kluwih Di lapangan Kluwih telah dilakukan pengeboran sebanyak 4 buah sumur (1899). Disalah satu sumur yang berkedalarnan 265 m mengeluarkan gas 110.000 m3 tiap harinya.


f. Konsesi lapangan minyak Metes.

Dalam konsesi ini terdapat Iapangan minyak yang mempunyai 4 Iapisan produksi. Lapisan 1 kedalam 250 m, lapisan ke 2 terletak pada kedalaman 260 m, Iapisan ke 3 terletak pada kedalaman 285 in, sedang Iapisan 4 dengan kedalaman 310 m. Di Iapisan 1 ada 4 sumur dengan produksi seluruhnya mencapai 3.400 m3 selama 22 bulan, Iapisan 2 dibuat 3 sumur, dua sumur menghasilkan minyak, 1 sumur air asin, Iapisan 3 terdapat 2 sumur 1 sumur memproduksi air dan minyak 1 sumur Iagi memproduksi air asin, sedang pada Iapisan 4 terdapat satu sumur, kedalaman 728 m dan 1022 m merupakan reservoir air.

g. Konsesi lapangan minyak Ngiono.
Konsesi ini mencakup 2 Iapangan yakni Iapangan Gaplokan yang terletak di atas antiklin Gaplokan dan telah dibor sebanyak 2 sumur, sedang Iapangan Ngiono yang terletak diatas antiklin Ngiono yang memiliki 7 buah sumur. Dan ke 7 buah sumur yang ada di Ngiono, 2 sumur menghasilkan minyak pada kedalaman 57 dan 90 m, sedang satu buah sumur lagi menghasilkan gas dengan tekanan 4 atm. Wilayah Iapangan ini tidak dikelola hingga saat sekarang.

h. Konsesi tambang minyak Ngapus.
Di lapangan Ngapus baru dilakukan pemboran sebanyak 2 buah sumur, masing-masing dengan kedalaman 180 m dan 272 m. (Tidak menghasilkan). Dan kedua sumur ini salah satu sumur menghasilkan gas bertekan 20 atm pada kedalaman 272 m. Lapangan Ngapus juga tidak dikembangkan karena tidak memberikan harapan yang baik.

i.        Konsesi tambang minyak milik NKPM.

Pada konsesi ini diketahui sumur di Petak/Cepu dengan produksi 20 barel perhari (1914). Pada tahun 1917 diketemukan sumur di Konsesi Trembul dengan produksi 1 barel per hari, kemudian pada tahun 1936 ditemukan sumur di Konsesi Lusi dengan produksi 110 barel per hari




Industri

Menurut Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi Kab. Blora terdapat 11.020 perusahaan industri kecil dan rumah tangga di tahun 2007. Jumlah tenaga kerja yang diserap adalah 39.299 orang, dengan nilai produksi mencapai 456 milyar rupiah.

Energi.

Sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat pemerintah mengupayakan program listrik di Blora dipenuhi oleh PT. PLN. Sudah 100 persen desa/kelurahan yang terpasang aliran listrik dengan jumlah pelanggan sebanyak 156.557 di tahun 2007. Kebutuhan akan air bersih dilayani oleh PDAM. Meskipun baru delapan Kecamatan yang dapat dicukupi, jumlah air yang sudah disalurkan mencapai 1,65 juta meter kubik, turun 4,60 persen dari tahun sebelumnya.

Koperasi.
Koperasi sebagai soko guru perekonomian sangat penting peranannya dalam lingkup usaha kecil dan menengah. Dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami kenaikan, demikian pula dengan jumlah anggotanya. Pada tahun 2007 jumlah koperasi naik sebesar 2,08 persen. Banyaknya koperasi ada 491 unit terdiri atas 17 KUD dan 474 non KUD dengan jumlah total anggota sebanyak 121.199 orang.

Pasar.

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, produsen dengan konsumen. Jumlah pasar yang ada di Kabupaten Blora sebanyak 61 unit dengan jenis pasar terbanyak adalah pasar desa / tradisional.

2 komentar:

  1. il tempat iya kerja,biar apa yang di butuh kan petani itu apa saja....

    BalasHapus
  2. pemrintah harus punya trobosan untuk mejaterakan petani 1 1pupuk,lancar 2 petani dan tenaga pendamping oleh pertanian pengalaman,serta di damping oleh tenaga ahli pertanian,serta pembuatan pupuk kompos3 menjualnya hasil pertanian baik ....ya sudah sampai segitunya saja untuk pemerintah blora

    BalasHapus